25 August 2015
Category:
Informasi
Comments: Comments Off on Programer Indonesia Terima “Sabuk Hitam” Intel di San Francisco

Programer Indonesia Terima “Sabuk Hitam” Intel di San Francisco

Mentari Isp Cirebon - Programer Indonesia Terima Sabuk Hitam Intel di San FranciscoMentari Isp Cirebon – Ajang Intel Developer Forum (IDF) 2015 yang diadakan di San Francisco, AS, minggu lalu juga dijadikan sebagai ajang penyerahan penghargaan Intel Black Belt Developer.

Salah satu penerima “sabuk hitam” ini adalah pengembang aplikasi (developer) dari Indonesia, Aulia Faqih Rifai. Aulia secara khusus diundang ke San Francisco untuk menerima penghargaan tersebut secara langsung.

“Senang rasanya mendapatkan penghargaan yang luar biasa ini dari Intel,” ujar Aulia saat dijumpai wartawan KompasTekno, Reska Nistanto, di Moscone Center, San Francisco, AS, Rabu (19/8/2015).

Kebanggaan Aulia memang beralasan, sebab hanya sekitar 50 orang saja dari seluruh dunia yang mendapatkan penghargaan tinggi dari Intel tersebut. Mereka dipilih secara individu atas kemampuan teknis dan kepemimpinannya dalam komunitas pengembang Intel.

Aulia telah memenuhi kriteria dari Intel untuk menyabet gelar tersebut karena telah membuktikan inovasinya dengan menggunakan teknologi Intel dan memberikan pengetahuan yang bermanfaat pada masyarakat umum, baik melalui artikel, blog, atau video yang diterbitkan sendiri maupun melalui komunitas.

Lalu bagaimana kisahnya sehingga developer Indonesia ini bisa terpilih? KepadaKompasTekno, Aulia menceritakan awal mulanya berkenalan dengan teknologi Intel adalah melalui Intel RealSense Challenge 2013 (waktu itu bernama Intel Perceptual Computing Challenge 2013).

Dari semua ide yang masuk, Intel mengambil 750 ide terbaik, dan Aulia masuk sebagai salah finalis dari Indonesia. Sayangnya, Aulia tidak berhasil menyabet gelar apa pun dalam kompetisi tersebut.

Namun kekalahan itu tidak menyurutkan semangatnya. Ia pun terus mempelajari teknologi baru yang dikembangkan oleh Intel tersebut, yaitu teknologi berbasis sensor. Dari apa yang dipelajarinya tersebut, Aulia kemudian membuat membuat buku panduan yang berjudul “Intel RealSense, Panduan Sederhana Bagi Developer”.
Selain membuat buku panduan, Aulia yang sekarang berprofesi sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta itu juga aktif berbagi ke sesama pengembang aplikasi dan mahasiswa yang tertarik dengan Intel Realsense.

Kegiatan itu semakin meningkat ketika Intel mengumumkan lomba berikutnya di tahun 2014 yang bernama Intel RealSense Challenge 2014. Aulia membuat acara seminar dan demonstrasi ke berbagai kampus di Indonesia serta sering berkumpul dengan komunitas pengembang aplikasi.

Rupanya Intel mengetahui kegiatan yang Aulia lakukan berkaitan dengan Intel Realsense dan meminta Aulia untuk membuat laporan apa saja kegiatan yang telah dirinya lakukan.

Akhirnya pada bulan September 2014 Intel memberikan penghargaan berupa Intel Software Innovator dan karena bidang teknologi yang Aulia tekuni adalah Intel RealSense, maka disebut juga sebagai Intel RealSense Innovator.

Setelah mendapatkan penghargaan Intel Software Innovator, Aulia lebih mendedikasi dirinya dalam kegiatan berbagi pengetahuan dan pengalaman selama Intel RealSense Challenge 2014 berlangsung.

Kegiatan Aulia sebagai Intel Software Innovator didukung penuh oleh Intel, diantaranya dengan pembekalan pengetahuan baru melalui webinar, informasi terbaru tentang teknologi Intel, serta akses kepada software dan hardware buatan Intel.

Atas kontribusinya terhadap komunitas dan teknologi yang dikembangkan, Intel pun memberikan penghargaan tertinggi, Black Belt Developer yang diserahkan di San Francisco, AS pada Rabu (19/8) lalu bersama dengan developer-developer lain dari seluruh dunia.

“Kebanyakan dari mereka memiliki kontribusi luar biasa, tidak hanya bagi Intel namun juga bagi dunia teknologi informasi pada umumnya,” demikian ujar Aulia.

Sumber: tekno.kompas.com

Comments are closed.