22 September 2015
Category:
Informasi
News
Comments: Comments Off on Pelajaran “Coding” Sudah Masuk Kurikulum SD di Australia

Pelajaran “Coding” Sudah Masuk Kurikulum SD di Australia

Mentari Isp Indramayu - Pelajaran Coding Sudah Masuk Kurikulum SD di AustraliaMentari Isp Indramayu – Beberapa saat yang lalu Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan harapannya agar pelajaran “coding” disisipkan pada kurikulum pendidikan. Kata dia, hal tersebut telah disampaikan pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.

Masih wacana di Indonesia, pelajaran “coding” sudah terealisasi pada kurikulum pendidikan dasar di Australia. Pelajaran pemrograman tersebut digadang-gadang bakal menggantikan popularitas pelajaran Sejarah dan Geografi di sekolah.

Secara garis besar, ada empat fokus pendidikan di Australia untuk siswa sekolah dasar. Yakni science, technology, engineering, dan maths (STEM).

Pembuatan program komputer, kata Menteri Pendidikan Australia Christopher Pyne, akan diajarkan sejak anak berumur lima tahun. Lebih lanjut, untuk pelajaran pemrograman yang lebih rumit akan dimulai mulai usia tujuh tahun.

“Pendidikan STEM yang berkualitas di sekolah sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan ekonomi, di masa sekarang dan masa depan,” kata Menteri Pyne.

Hal ini menanggapi tren pemanfaatan teknologi yang berkembang agresif. Manusia modern saat ini hampir menggantungkan semua aktivitas kesehariannya pada pengadopsian teknologi.

Utamanya melalui aplikasi yang tersemat pada berbagai perangkat elektronik mobile(smartphone dan tablet). Mulai dari sektor transportasi, kesehatan, hingga pendidikan.

Pyne yakin pekerjaan di industri teknologi akan sangat dibutuhkan dunia global beberapa tahun mendatang. “Anak sekolah dasar didukung dengan pengajaran coding sejak dini agar di masa depan mereka akan menjadi pekerja yang dibutuhkan,” kata dia.

Mentari Isp Indramayu – Di Indonesia, Presiden Joko Widodo telah membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang membawahi 16 subsektor. Tiga di antaranya, yang menjadi fokus utama adalah aplikasi digital, musik dan film.

Jokowi berkali-kali mengutarakan dukungannya kepada para insan kreatif untuk mengembangkan aplikasi terapan yang bisa membantu perekonomian negara. Misalnya aplikasi yang bergerak di sektor kebudayaan, perikanan dan pertanian.

“Ekonomi tradisional kita perlu sentuhan aplikasi yang memudahkan mereka,” kata diapada suatu kesempatan.

Dalam pengembangan teknologi yang dimaksud, seperti kata menteri RA, turut dibutuhkan pendidikan teknologi yang mumpuni sejak dini. Lalu, kapan wacana pelajaran“coding” akan terealisasi?

Sumber: Kompas.com

Comments are closed.